“Kesedihan Nisa Dalam
Melodi”
Pagi telah
datang,seperti yang telah aku duga ,aku harus mejalani check up yang ke-73
kalinya di tempat yang telah membuatku hampir gila,karena siapapun juga pasti
tahu,berapa kalipun aku pergi ketempat ini,tetap saja nggak ada yang bisa
menolongku.
Aku telah di vonis oleh
dokter,bahwa nggak akan lama lagi aku akan meninggalkan dunia yang telah
membuat aku menderita dan ingin cepat-cepat aku tinggalkan ini,bahkan sekarang
dokter bilang aku nggak boleh ke sekolah lagi karena sekarang setiap harinya
jantungku akan terasa sakit.
“Nisa,kenapa masih
disini???”,suara dokter Uno yang tiba-tiba datang mengagetkanku.Dia adalah
dokter kepercayaan mamaku untuk memeriksaku di rumah sakit ini.Aku langsung
menutup dan menyembunyikan buku diary ku,buku yang selama ini setia menemaniku
dan mendengarkan semua keluhanku.
“Mama kamu bilang,bahwa
saya yang akan mengantarkan kamu pulang hari ini,” ujarnya ramah.Kata orang ,
dokter Uno adalah dokter idola di rumah sakit ini,selain berwajah indo-jerman,dia
juga sangat baik,tetapi mengapa saat menatapku,wajahnya menjadi lebih pucat.
“Kenapa???kenapa dia
masih nggak mau menjemputku???”,tanyaku pelan. “Bukan begitu,dia hanya sibuk
saja,dan tidak bisa menjemput kamu”,dokter Uno mencoba menenangkanku. “Dari
dulu dia selalu begitu,apa mungkin mama akan lebih senang kalau aku menghilang
saja dokter???”,kataku sambil menatap kedua mata birunya.Bibirnya bergetar
seakan ingin bicara,namun tidak tahu mau bicara apa.”Apakah dia sudah tahu
kalau aku akan berhenti sekolah???”
“Iya…dia bilang terserah
saja asalkan keadaanmu membaik”,ujar dokter Uno tersenyum kaku.
Nggak ada yang bisa ku
lakukan selain tersenyum hambar.Dokter kenapa berbohong kepadaku???kenapa tidak
jujur saja???karna aku tahu kalau sebenarnya mama tidak menginginkan anak yang
penyakitan seperti aku,dan aku juga sangat tahu,dari dulu yang dokter katakana
mengenai perasaan mama terhadapku itu semua hanyalah omong kosong belaka!!!
Sesampainya di depan
rumah,rupanya Melo sudah menungguku,dia melambai-lambaikan sesuatu,seperti yang
aku duga,itu adalah buku catatan.Senyumannya makin lebar ketika aku turun dari
mobil,membuatku semakin ingin muntah saja.
“Nisyaa…semua catatan
sudah aku catatin untuk kamu,jadi kamu tenang saja!!!”,ujarnya riang. “Melo
memang baikkan???”,mama tiba-tiba muncul dari balik pintu.Dia langsung mencium
kedua pipinya Melo dan membelai
rambutnya.Aku sama sekali nggak tahu apa yang sebenarnya membuat mama
sayang banget sama si Melodi,saudara kembar ku itu,yang jelas aku tahu mengapa
mama membenciku,tentu saja karna aku sakit.
Lalu Melo menyodorkan
buku itu kepadaku, “Aku nggak butuh!!!,” tukasku sambil menerobos masuk rumah.
“Dasar cewek bodoh,sampai kapan dia bakal sok baik begitu?padahal semua orang
tahu,niat busuknya itu,dia cuma mau perhatian dari mama,”kataku dalam hati.
“Tapi catatan ini memang
untuk kamu sya…!!!”serunya kepada ku di depan kamarku. “Aku nggak butuh dan
nggak mau menerima apapun dari kamu!!!aku sudah bilang ini berkali-kali
kan??kamu ini bodoh atau apa???”,bentakku keras kepadanya.
Tapi Melo masih saja
berdiri di sana dan menangis. “Kenapa kamu begini???aku nggak salah,kenapa kamu
selalu marah-marah sama aku…”,bisiknya dengan suara yang bergetar.ku tatap dia
sejenak . “Percuma saja,dokter bilang aku nggak perlu sekolah lagi,jadi aku
nggak butuh buku itu ! lebih baik kamu bawa buku itu dan pergi dari hadapan
ku!”,desah ku.
Namun dia hanya terdiam
dan terus menangis,entah apa yang sedang di pikirkannya,ini membuatku ingat
kembali akan dua tahun yang lalu,saat mama bilang jantungku lemah dan nggak
akan bisa hidup lebih lama lagi,saat itu yang menangis tersedu-sedu adalah
Melodi,bukan aku.
“Ngapain kamu
nangis???seharusnya kamu senang kan kalau aku nggak ada,bukannya semua akan
jadi milik kamu???”,kata ku sambil bersandar di ranjang. “Kamu kira semua orang
akan benci kamu???”, “Kamu kira itu nggak masalah kalau kamu sudah tidak boleh
sekolah lagi???”,katanya dengan terisak-isak.
“Terus kenapa???aku
memang nggak butuh sekolah!!!aku juga nggak punya teman,jadi percuma
saja,lagian orang kayak kamu nggak akan pernah ngerti dengan
perasaanku!!!”,pekikku kepadanya.
Seluruh tubuhnya
bergetar.Baru ku sadari ternyata wajahnya sangat pucat.Segera aku tutup pintu
kamarku.
***
Bel sekolah berdentang
berkali-kali,namun aku tidak menghiraukannya.Satu-satunya tempat yang paling
aku suka dari sekolah ini adalah atap gedung sekolah.sejak tahu bahwa aku nggak
akan hidup lama lagi,aku tidak pernah menangis,tetapi aku menggantinya dengan
berteriak yang hampir setiap hari ku lakukan di atap gedung itu,dan hari ini
untuk terakhir kalinya,aku melangkah kesana,dan mengucapkan Selamat tinggal.
Aku kaget,tiba-tiba ada
seseorang yang datang,dan ternyata itu adalah Dika,dia adalah teman
sekelasku.Dia membawa sebuah buku yang di genggamnya,dan ternyata buku yang
dibawanya itu adalah buku diaryku.
“Ini bukuku!!!kok bisa
ada sama kamu???”desahku kesal kepadanya sambil menyambar buku diaryku dari
tangannya. “Aku menemukan buku itu terjatuh di depan tangga,”jawabnya santai.
“Kamu baca isinya???”
“Sorry….aku nggak hobi
membaca diary cewek!!!”katanya sambil mengangkat bahunya. “Tapi bukankah itu
sangat aneh kalau kita membenci saudara kita sendiri???,”ujarnya mengagetkanku.
Mendengar perkataan
itu,aku sangat terkejut. “Kamu baca buku diary ku yaa…????memang kenapa kalau
aku membenci Melodi???memang kenapa kalau aku dianggap aneh???Aku nggak peduli
dengan semua itu!!!” bentakku kepadanya.
“Yang menatapmu aneh
adalah kamu sendiri!!!bukan orang lain!!!” ujarnya kepadaku.
“Ooo…kamu kesini hanya
untuk mengatakan itu???” tuturku setengah tertawa.Dika menatapku hampa, “Ibu
kamu tadi menelponku,dia minta aku kasih tau kamu bahwa si Melodi sekarang ada
di rumah sakit,jantungnya sangat lemah”,katanya hampa.
Aku tertawa geli
mendengar perkataan Dika.Mungkin kalau si Melodi juga ada disini bersama kami
pasti dia juga akan tertawa mendengar lelucon yang di buat oleh Dika ini.Tetapi
saat ini Dika tidak ikut tertawa, “Kamu kira ini lucu???”sekarang saudara
kembarmu sedang sakit dan berada di rumah sakit nisya….Dan kamu hanya bisa
tertawa saja!!” bentaknya kepadaku tiba-tiba.
Mendengar perkataan dika
itu tertawaku terhenti mendadak.apa benar melodi masuk rumah sakit.tapi kenapa
dia yang berada di rumah sakit,kenapa bukan aku yang ada di sana,kan seharusnya
aku yang berada di sana,karena aku yang sakit…!!!bentak ku dalam hati.
***
Aku langsung menuju ke
rumah sakit.koridor demi koridor rumah sakit aku telusuri.dan akhirnya aku
menemukan sesosok mama.dia sangat sedih sekali.di sampingnya ada dokter uno,dan beberapa perawat wanita
lainya.
“Ma…mama…..”tutur ku
dengan nada pelan.tapi mama tidak menjawabku
“dokter,apa maksud semua ini dok…!!!”teriakku dengan perasaan yang
bercampur aduk.namun mereka semua hanya terdiam saja,dan tidak dapat berkata
apa-apa.
“Kenapa dokter diam
saja?ayo kalian jelaskan,apa yang terjadi sebenarnya,cepat jelaskan kepada
ku!!!
“Dia tidak ingin kamu
tahu keadaan yang sebenarnya nisya…dan dia tidak ingin membuat kamu
sedih,”jawab dokter uno yang membuat ku sedih.tanpa berpikir panjang aku segera
menuju ke kamar nya melodi,tempat dia di rawat .saat sampai di kamarnya aku
terkejut melihat sosok melo ,ia terlihat sangat lemah dan tidak berdaya
tertidur di atas ranjang kamar di rumah sakit itu,aku langsung memeluk
tubuhnya.
“Kenapa kamu terbaring
disini?”isakku.”kan seharusnya aku yang berada di tempat ini,bukan kamu
melo,tapi kenapa bisa jadi begini?”
Melo hanya tersenyum
melihat ku.”aku berada di sini karna aku sakit nisya…”ujarnya.”aku tahu nisya,aku tahu kalau kamu sebenarnya
benci sama aku,aku tahu itu dari buku diary kamu,dan kamu juga ingin aku
menghilang kan?”
Aku spontan terkejut
mendengar perkataan Melodi itu.Sebenarnya aku membenci diriku sendiri, “Tidak
apa-apa kamu membenciku,asal aku tahu kalau kamu tidak membenci mama,sebenarnya
mama itu sayang sama kamu sya,tapi dia hanya lebih memperhatikan aku karna aku
sedang sakit.” Aku hanya mengangguk tidak berbicara.
“Maaf Melo….maafkan
aku..!!!” raungku kepadanya. “kamu tahu,begitu aku tahu kalau umurku nggak akan
lama lagi,aku juga berpikir kalau aku akan membenci kamu juga,makanya aku suruh
semua orang berbohong dan menyembunyikan keadaanaku sebenarnya,karna aku lebih
suka kamu yang membenci aku dari pada aku yang membenci kamu nisya..!!!”
Kini semua telah
berakhir,itu adalah kata-kata yang terakhir yang Melodi ucapkan.Sekarang dia
telah meninggalkan kami semua untuk selamanya.Sungguh,aku sungguh sangat tidak
percaya ini semua.